Tuesday, March 20, 2018

DATA GEOTEKNIK DAN HIDROGEOLOGI


PENGUMPULAN DATA GEOTEKNIK DAN HIDROGEOLOGI DILAKUKAN DALAM PERSIAPAN PENAMBANGAN, UMUMNYA MULAI PADA TAHAP PRE-FEASIBILITY STUDY. DATA-DATA GEOTEKNIK DAN HIDROGEOLOGI DIGUNAKAN SEBAGAI LAPORAN DI DALAM TAHAP STUDI KELAYAKAN, SEKALIGUS SEBAGAI DASAR PERANCANGAN TAMBANG.
·         SIFAT-SIFAT DATA TEKNIS BATUAN
Geoteknik atau dikenal sebagai engineering geology merupakan bagian dari rekayasa sipil yang didasarkan pada pengetahuan yang terkumpul selama sejarah penambangan. Seorang ahli sipil yang merancang terowongan, jalan raya, bendungan atau yang lainnya memerlukan suatu estimasi bagaimana tanah dan batuan akan merespon tegangan, sehingga dalam hal ini penyelidikan geoteknik merupakan bagian dari uji lokasi dan merupakan dasar untuk pemilihan lokasi. Bagian dari ilmu geoteknik yang berhubungan dengan respon material alami terhadap gejala deformasi disebut dengan geomekanika.  
Dalam urutan kegiatan pertambangan, eksplorasi merupakan proses evaluasi teknis untuk mendapatkan model badan bijih. Model cadangan suatu badan bijih yang diinterpretasikan dari hasil eksplorasi langsung maupun tak langsung, sebelum ditentukan cara penambangannya apakah dengan open pit atau underground mining harus dianalisis secara geoteknik. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut adalah ketidakselarasan struktur geologi. Pola-pola dari patahan, rekahan, dan bidang perlapisan mendominasi perilaku batuan dalam tambang terbuka karena terdapat gaya penahan yang kecil untuk mencegah terjadinya luncuran dan karena terdapat semacam gaya tekan ke atas dari permukaan air yang terdapat dalam rekahan.
Dalam tambang bawah tanah pengaruh ketidakselarasan kurang dominan namun tetap harus diperhatikan. Permukaan patahan pada kedalaman tertentu merupakan tempat yang memiliki kohesi yang rendah dan berakumulasinya tegangan. Permukaan rekahan dan belahan merupakan bidang lemah dengan resistansi yang rendah untuk menahan tegangan, dan memiliki kecenderungan terbuka saat terganggu oleh aktivitas peledakan (blasting).
Instrumentasi yang modern dalam mekanika batuan memberikan cara pengukuran yang lebih baik terhadap pengaruh kombinasi kekuatan batuan dan cacat struktur. Keuntungan khusus dari studi mekanika batuan modern adalah lokasi dan material dapat diuji lebih lanjut. Daerah kerja tambang dapat dirancang secara detail. Detail-line mapping dilakukan untuk menggambarkan proyeksi rekahan dan kontak yang orientasinya menyebar sepanjang singkapan atau suatu muka tambang. Gambar 8.1 adalah lembar data tipikal yang digunakan dalam metoda ini, menunjukkan jenis informasi yang dikumpulkan. Posisi rekahan yang dihasilkan dalam detail-line mapping diplot pada stereonet untuk dievaluasi. Pendekatan lainnya untuk studi struktur detail dalam pertambangan adalah fracture-set mapping yang dalam hal ini semua rekahan diukur dan dideskripsikan dalam beberapa area tambang kemudian dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu. Kelompok tersebut dideskripsikan dan posisi individualnya diplot pada Schmidt net (equal-area net).
Persentase terbesar tentang informasi struktur yang digunakan dalam perencanaan tambang berasal dari inti bor. Spasi rekahan, posisi relatif terhadap lubang bor, dan jenis pengisian rekahan harus dideskripsikan secermat mungkin. Dalam pengamatan inti bor untuk informasi struktur dikenal istilah RQD (rock-quality designation) yaitu persen inti bor yang diperoleh dan hanya dihitung untuk inti bor yang memiliki panjang 10 cm atau lebih. Klasifikasi kualitas berdasarkan RQD ditunjukkan pada tabel berikut
Gambar 8.1  Lembar data untuk detail-line mapping terhadap rekahan dan kontak geologi pada tambang terbuka (Peters, 1978)










Tabel 8.1 Klasifikasi kualitas batuan berdasarkan RQD (Peters, 1978)
RQD (%)
Kualitas
0 - 25
25 - 50
50 - 75
75 - 90
90 - 100
Sangat buruk
Buruk
Sedang
Baik
Baik sekali

Sebagai contoh :
Jika total kemajuan pemboran 130 cm, total inti bor yang diperoleh 104 cm, maka perolehan inti bor (core recovery) adalah 104/130 = 80%. Jumlah panjang inti bor dengan panjang 10 cm atau lebih adalah 71,5 cm, sehingga besarnya RQD = 71,5/130 = 55% artinya kualitas batuan yang bersangkutan adalah sedang.
Penyelidikan dengan seismik kadang-kadang digunakan untuk pengukuran secara tidak langsung terhadap “rock soundness”. Salah satu aplikasi khusus metoda seismik adalah untuk menentukan rippability yaitu suatu ukuran dimana batuan dan tanah dapat dipindahkan oleh bulldozer-ripper dan scraper tanpa peledakan.
Tabel 8.2 memberikan penjelasan lebih detail mengenai informasi geologi yang digunakan dalam rock-slope engineering., yang menunjukkan apa saja yang diperlukan dalam merekam cacat struktur batuan. 
Informasi geoteknik
1.    Peta lokasi atau rencana tambang.
2.    Kedalaman di bawah datum referensi.
3.    Kemiringan (dip).
4.    Frekuensi atau spasi antar bidang ketidakselarasan yang berdekatan.
5.    Kemenerusan atau perluasan bidang ketidakselarasan.
6.    Lebar atau bukaan bidang ketidakselarasan.
7.    Gouge atau pengisian antar muka bidang ketidakselarasan.
8.    Kekasaran permukaan dari muka bidang ketidakselarasan.
9.    Waviness atau lekukan permukaan bidang ketidakselarasan.
10.   Deskripsi dan sifat-sifat batuan utuh diantara bidang ketidakselarasan.

Berikut ini merupakan beberapa istilah dan pengertiannya berkaitan dengan pengujian geomekanika :
1.     Tegangan (stress) adalah gaya yang bekerja tiap satuan luas permukaan. Simbolnya adalah σ (baca: sigma) untuk tegangan normal dan τ (baca: tau) untuk tegangan geser.
2.     Regangan (strain) adalah respon yang diberikan oleh suatu material akibat dikenai tegangan. Simbolnya adalah ε(baca: epsilon) yang menunjukkan deformasi (pemendekan atau pemanjangan) per satuan panjang mula-mula.
3.     Kuat geser (shear strength) adalah besarnya tegangan atau beban pada saat material hancur dalam geserannya.
4.     Modulus Young (E) adalah ukuran kekakuan yang merupakan suatu konstanta untuk setiap padatan yang klastik. Sering disebut modulus elastisitas yang merupakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan (E=s/e).
5.     Rasio Poisson (ν, baca: nu) berkaitan dengan besarnya regangan normal transversal terhadap regangan normal longitudinal di bawah tegangan uniaksial. Nilainya berkisar sekitar –0,2 dan
persamaannya adalah  atau
Terdapat beberapa jenis kekuatan batuan, yaitu :
1.       Kuat kompresif tak tertekan (uniaksial) yang diuji dengan suatu silinder atau prisma terhadap titik pecahnya. Gambar 8.2 menunjukkan jenis uji dan rekahan tipikal yang berkembang di atas bidang pecahnya.
2.       Kuat tarik (tensile strength) ditentukan dengan uji Brazilian dimana suatu piringan ditekan sepanjang diameter atau dengan uji langsung yang meliputi tarikan sebenarnya atau bengkokan dari prisma batuan.
3.       Kuat geser (shear strength) yang diuji secara langsung dalam suatu “shear box” atau diukur sebagai komponen pecahan kompresi.
4.       Kuat geser kompresif triaksial yang diuji dengan penempatan dalam suatu silinder berselubung dimana batuan ditempatkan pada tempat yang diisi fluida, sehingga tekanan lateral maupun pembebanan aksial dapat diberikan (Gambar 8.3).










Gambar 8.2 Diagram penampang dari uji uniaksial pada suatu silinder batuan (Peters, 1978)

Gambar 8.3 Diagram penampang dari uji geser kompresif triaksial pada suatu silinder batuan (Peters, 1978)
Kekuatan batuan dapat diukur secara insitu (di lapangan) sebaik pengukuran di laboratorium. Regangan (deformasi) diukur di area tambang kemudian dihubungkan terhadap tegangan dengan berpedoman pada konstanta elastik dari laboratorium. Tegangan sebelum penambangan merupakan kondisi tegangan asli, sulit dihitung, tetapi merupakan parameter desain tambang yang penting. Tegangan tersebut umumnya diperkirakan dan diberi beberapa kuantifikasi dengan memasang sekelompok pengukur tegangan elektrik dalam “rosette” pada permukaan batuan, memindahkan batuan-batuan yang berdekatan, dan mengukur respon tegangan sebenarnya yang dilepaskan. Kondisi tegangan yang berkembang selama penambangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam operasi tambang sebaik dalam perancangan tambang. Regangan yang dihasilkan dari pola tegangan baru diukur dari waktu ke waktu atau dimonitor secara menerus selama penambangan berlangsung.


Hubungan tegangan-regangan merupakan dasar dari semua pekerjaan mekanika batuan. Istilah deskriptif untuk hubungan tersebut adalah brittle versus ductile dan elastik versus plastik. Hubungan yang dihasilkan dari uji statik (fungsi waktu) ditunjukkan pada Gambar 8.4, dimana F merupakan titik pecah dalam kompresi uniaksial tak tertekan. Garis A menunjukkan material elastik sempurna dimana e=s/E. Garis B menunjukkan material plastik sempurna yang tidak akan terdeformasi sampai tegangan sama dengan s0; material tersebut tidak akan mendukung beban yang yang lebih besar daripada s0. Garis lengkung C menunjukkan suatu material elastoplastik, sementara kurva D menunjukkan material ductile sempurna dimana regangan tidak sebanding terhadap tegangan.
Gambar 8.4 Diagram tegangan-regangan untuk menentukan perilaku deformasional batuan dari empat material yang ideal (Peters, 1978)
Beberapa karakteristik kuat tekan dan kuat tarik yang telah diukur untuk beberapa jenis batuan yang umum ditunjukkan pada Tabel 8.3.
Tabel 8.3 Kuat tekan uniaksial dan kuat tarik dari beberapa jenis batuan (Peters, 1978)
Jenis batuan
Kuat tekan (kg/m2)
Kuat tarik (kg/m2)
Batuan intrusif
Granit
Diorit
Gabro
Dolerit

1000-2800
1800-3000
1500-3000
2000-3500

40-250
150-300
50-300
150-350
Batuan ekstrusif
Riolit
Dasit
Andesit
Basal
Tufa vulkanik

800-1600
800-1600
400-3200
800-4200
50-600

50-90
30-80
50-110
60-300
5-45
Batuan sedimen
Batupasir
Batugamping
Dolomit
Serpih
Batubara

200-1700
300-2500
800-2500
100-1000
50-500

40-250
50-250
150-250
20-100
20-50
Batuan metamorfik
Kuarsit
Gneis
Marmer
Sabak

1500-3000
500-2500
1000-2500
1000-2000

100-300
40-200
70-200
70-200


8.2          Sifat-sifat Data Teknis Tanah dan Air  
Tanah merupakan hasil pelapukan dari batuan. Jika suatu batuan berasal dari material yang tak terkonsolidasi, seharusnya mengikuti aturan mekanika tanah, dimana klasifikasi material ditunjukkan pada Gambar 8.5.
Pola perilaku tanah dan batuan dipengaruhi oleh kehadiran air dan udara; terutama air. Klasifikasi teknis yang umum untuk tanah berbutir halus melibatkan grafik plastisitas (Gambar 8.6) dimana batas likuid diplot berlawanan terhadap indeks plastisitas. Garis A pada grafik merupakan suatu batas empiris dengan lempung inorganik di atas dan dengan lanau dan lempung organik di bawah.
Sebagai tambahan peralatan pengujian kompresi triaksial, laboratorium pengujian tanah melibatkan konsolidometer untuk mengukur konsolidasi di bawah pembebanan, dan direct shear box. Uji kompresi tak tertekan dilakukan pada tanah kohesif. Untuk uji insitu di lapangan, vane shear test digunakan; dalam hal ini pipa dengan empat-sayap disisipkan ke dalam tanah dan diputar dengan suatu gaya ukur untuk menentukan kuat pergeseran.

Gambar 8.5 Klasifikasi tanah berdasarkan ukuran butir (Peters, 1978)



Gambar 8.6 Grafik plastisitas tanah menunjukkan karakteristik beberapa jenis tanah (Peters, 1978)
Data hidrologi sangat diperlukan untuk pengontrolan aktivitas penambangan di suatu daerah. Aliran air permukaan dapat diperkirakan dan lokasi sumber mata air dapat diplot selama pemetaan geologi. Pengukuran dapat dibuat selama program pemboran eksplorasi. Conto kualitas air dapat diambil dan uji pemompaan sederhana dapat dilakukan sementara data geologi dikumpulkan. Masalah air memiliki dampak sosial maupun politik. Penyaliran suatu tambang dapat menyebabkan sumur seseorang atau suatu sumber aliran menjadi kering. Gambar 8.7 menunjukkan beberapa hal yang berkaitan dengan air tanah. Pada semua jenis batuan terdapat variasi lokal mengenai level air, misalnya disebabkan oleh isolasi dari blok-blok tanah oleh barrier patahan yang terisi dengan suatu material dan dike impermeabel.  

Gambar 8.7 Istilah-istilah yang berkaitan dengan airtanah (Peters, 1978)

Dua parameter pengukuran yang terpenting dalam hidrologi airtanah adalah koefisien permeabilitas dan koefisien penyimpanan, atau “porositas efektif”. Koefisien permeabilitas (k) merupakan suatu elemen dari Hukum Darcy : V = k.i, dimana V adalah kecepatan aliran laminer (kondisi nonturbulen) dan I adalah gradien hidraulik yang merupakan rasio kehilangan dalam tinggi hidraulik (tekanan) oleh resistansi friksional terhadap satuan jarak dalam arah aliran. Koefisien permeabilitas ditentukan secara eksperimen untuk daerah yang spesifik dengan uji pompa dan di laboratorium dengan uji permeameter.
Koefisien penyimpanan dalam suatu akifer ditunjukkan sebagai fraksi desimal, yang menunjukkan volume air yang dapat diharapkan untuk dikuras dari suatu satuan volume tanah. Parameter tersebut berkaitan dengan pori, rekahan, dan lubang bukaan larutan untuk pengisian oleh airtanah. Koefisien penyimpanan umumnya dihitung dari uji pompa dalam sumur observasi yang digunakan untuk memonitor perbedaan kurva penurunan atau permukaan piezometrik di sekitar sumur atau shaft, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 8.8.

Gambar 8.8 Uji drawdown dengan pemompaan dalam suatu tam bang atau sumur (Peters, 1978)

Water Pressure


Water pressure merupakan salah satu factor penting yang berpengaruh terhadap kestabilan lereng jenjang. Water pressure merupakan tekanan dari kolom air tanah pada suatu lapisan tanah/batuan yang terjadi karena tinggi kolom air, densitas air dan gaya gravitasi bumi dimana airtanah tersebut berada. Besar kecilnya tekanan air pori akan berpengaruh terhadap sudut geser dalam dari lapisan tanah/batuan. Selanjutnya, sudut geser dalam akan menentukan kondisi hubungan antara gaya penahan dan gaya pendorong pada suatu blok jenjang, yang pada akhirnya akan menentukan apakah jenjang tersebut dalam kondisi stabil atau tidak stabil.
Nilai water pressure setiap sensor diukur menggunakan 2 jenis alat, yaitu VWP readout manual dan data logger. Analisis kestabilan lereng jenjang dilakukan menggunakan metode kesetimbangan batas (limit equilibrium) dengan bantuan program.

Sunday, November 17, 2013

KAMUS TAMBANG

A
Abu     
: Sisa pembakaran dari mineral-mineral yang tidak hangus dalam batubara seperti lempung, kuarsa, pasir, lanau dan belerang bila batubara dibakar. Mineral-mineral tersebut secara kimia dan fisika sama dengan lempung, kuarsa, pasir, lanau, dan belerang yang terdapat di alam

Acril    
: Singkatan dari Australian coal industriy research laboratory. Laboratorium dan pusat penelitian/pengkajian batubara serta analisa teknologi,kimia dan praktis, baik untuk maksud ilmia maupun untuk industri secara luasdi Australia.

Adb     
: Singkatan dari air dried basis (lihat dried basis)

Air asam penirisan     
: Air bersifat asam yang ditiriskan dari tambang batubara dalam atau tambang batubara terbuka yang dihasilkan oleh reaksi organik atau inorganik bahan-bahan mengandung pirit (besi sulfida) dengan air dan oksigen sehingga air ini mengandung asam belerang dan besi.

Air-dried basis            
: disingkat ADB atau adb, berarti analisis conto batubara dalam keadaan kadar kelembaban yang hampir sama dengan kelembaban udara sekitarnya.

Air dried         
: disingkat AD atau ad, berarti conto batubara dikeringkan secara alami atau dalam alat pengering pada suhu ruang sebelum dianalisis.

Analisis batubara       
: analisis senyawa-senyawa pembentuk batubara dan jumlah yang terkandung dalam batubara dengan metoda kimia.

Analisis proksimat      
: penentuan pesentase dari kadar kelembaban, zat terbang , karbon tertambat (karbon tetap) dan abu dengan cara tertentu di laboratorium umumnya untuk batubara dan kokas. Walaupun tidak tepat analisa proksimat lebih sering mencantumkan nilai kalor batubara, analisa dilakukan pada basis conto sebagai diterima(as-reveived), bebas kelembaban (moisture free) dan bebas-abu-(ash-free).  

Analisis ultimat          
: analisa laboratorium untuk menentukan kandungan abu, karbon, hidrogen, oksigen dan belerang dalam batubara dengan metoda tertentu. Kandungan itu dinyatakan dalam persen pada basis contoh dikeringkan pada suhu 105°C dalam keadaan bebas kelembaban dan abu.

Antiklin           
: lapisan yang membentuk dua sisi kemiringan berlawanan arah (seakan-akan mempunyai kemiringan yang berlawanan) sama seperti atap rumah.

Antrasit          
: batubara keras dengan peringkat tertinggi, berwarna hitam dengan kilap tinggi , mengandung persentasi tinggi karbon tertambat (karbon tetap) biasanya antara 92% - 98% (dalam basis kering , bebas bahan mineral/DMMF). Antrasit sukar terbakar dan bila terbakar menimbulkan nyala pendek berwarna biru tanpa asap. Dari segi tingkat pengkarbonan (carbonization) hanya grafit (yang tidak termasuk batubara) yang berada pada tingkat yang lebih tinggi. Di Indonesia satu-satunya tambang penghasil antrasit adalah tambang batubara Bukit Asam, Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan tonase yang sangat kecil dibandingkan dengan batubara sub-bitumen (steaming coal) sebagai produk utama. Antrasit Indonesia dipasarkan dengan spesifikasi umum ; nilai kalori 7400 Kkal/Kg – 8300 Kkal/Kg (ADB) , kelembaban total 2% -  8% (ARB) , abu 6% - 20%          (ADB) dan belerang total 0.57%  - 1.79%. 
                        
AQ      
: simbol ukuran garis tengah (diameter) contoh inti pemboran dan juga ukuran lubang bor yaitu 27.0 mm dan 48.0.

ARB    
: singkatan dari as-received basis (lihat as- received basis)

Ash fusibility   
: ukuran dalam derajat suhu dari abu batubara melunak dengan cara uji karbon contoh batubara (di laboratorium dengan cara dan keadaan baku).

Ash fusion temperature         
: suhu pelunakan abu, yakni suhu ketika conto batubara (biasanya dibentuk seperti kerucut kecil) mulai berubah dan, melunak mendekati pelelehan dalam uji bakar laboratorium.

As-received basis       
: disingkat ARB atau arb, yang berarti conto yang dianalisa sesuai keadaan pada waktu diterima dilaboratorium.

As-sampled    
: disingkat AS atau as, sama dengan as-received. Hasil analisa conto ketika diambil dilapangan termasuk kadar kelembaban total (total moisture content).

Assess
: menganalisa secara kritis dan memberikan penilaian yang tegas dari segi geologi atau potensi ekonomi, nilai, status, kualitas, kuantitas, potensi penggunaan dan segi-segi lainnya terhadap cadangan serta sumber-sumber batubara.

ASTM  
: singkatan dari American Society for Testing and Materials, suatu lembaga di Amerika Serikat yang menguji conto bahan dan hasilnya secara luas diakui sebagai hasil analisis yang baku
                  
Atap (Roof)     
: batuan diatas lapisan bahan galian; banyak digunakan dalam tambang batubara yang berarti batuan yang terdapat langsung diatas lapisan batubara. Atap ini dijumpai setelah pengambilan batubara, penggalian lubang-lubang penambangan atau dari conto batu bara dalam.

Attitude          
: tingkatan perubahan kemiringan lateral dari lapisan batubara yang berhubungan dengan topografi permukaan. Tingkat perubahan ini merupakan faktor yang perlu untuk pertimbangan pilihan lokasi penambangan yang akan dikembangkan karena berkenaan dengan tingkat pertambahan kedalaman tambang batubara.

B
B         
: Jenis batubara kokas yang rapuh dan bentuknya relatif tetap pada uji karbonasi suhu rendah ( 600 ° C ) menurut klasifikasi gray-king.

Backfill           
: Tanah atau batuan yang dipakai untuk mengurangi (mengisi) bekas galian tambang batubara atau galian sipil lainnya. Kata ini juga dipakai sebagai kata kerja, yang berarti pekerjaan pengisian bekas penggalian. Dalam tambang batubara backfill lebih sering diartikan sebagai pekerjaan mengisi galian bekas endapan batubara beserta tanah penutupnya dengan tanah kupasan. Cara ini sangat dianjurkan dari segi teknis ekonomis teknik penambangan maupun dari segi dampak lingkungan, karena jarak pengangkutan kecil dan tanah buangan tidak memerlukan tambahan lahan disekitarnya. Backfill dapat juga berasal dari tambang dalam yang diangkut keluar hasil penggalian terowongan, jalan menuju kepermukaan kerja baru (pekerjaan persiapan)

Backhoe         
: alat gali mekanis yang gerakannya mengeruk material kearah operator (terbalik dengan shovel). Backhoe lebih supel dan lebih baik untuk pengambilan batubara karena kemampuannya memilih sasaran galian (misalnya untuk memperoleh batubara bersih) dibanding dengan shovel. Backhoe umumnya digerakkan oleh tenaga hidrolik sedangkan masih banyak dengan sistem kabel.

Band   
: lapisan tipis baik pada pelapisan batubara maupun lapisan batuan lainnya. Biasanya merupakan serpih dan jenis-jenis lanau yang saling melapisi dengan batubara.

Banded coal   
: pelapisan batubara yang heterogen, terdiri dari jenis-jenis yang kilapnya berbeda.  banded coal biasanya merupakan batubara bitumen  walaupun umumnya batubara dari semua peringkat mempunyai bentuk-bentuk pelapisan.

Batuan alas    
: nama yang biasanya diberikan pada batuan metamorf atau batuan beku yang berada dibawah suatu urutan pelapisan sedimen. Sering juga disebut sebagai lapisan batuan dibawah (dianggap sebagai alas) batubara.

Batuan atap   
: nama yang biasanya diberikan pada batuan yang berada langsung berada diatas batubara.

Batubara        
: istilah yang luas untuk keseluruhan bahan bersifat karbon yang terjadi secara alamiah. Batubara dapat pula didefinisikan sebagai batuan bersifat karbon berbentuk padat, rapuh, berwarna coklat tua sampai hitam., dapat terbakar, yang terjadi akibat perubahan/pelapukan tumbuhan secara kimia dan fisik. Batubara dapat dibeda-bedakan menurut jenis tumbuhan pembentuknya, peringkat metamorfosisnya dan tingkat bahan pengutornya. Klasifikasi seluruh batubara didasarkan pada faktor-faktor diatas tadi.

Batubara abu
: batubara dalam bentuk abu karena penambangan dan proses penghancuran alamiah. Batubara hasil gerusan dan disaring berukuran lebih kecil dari 0.5 mm sering disebut batubara abu.

Batubara belerang tinggi      
: batubara yang mengandung belerang 3% atau lebih (ARB).

Batubara bersih         
: batubara hasil pencucian siap dipasarkan. Dapat pula berarti batubara yang tidak mengandung kotoran dari luar (tanah penutup, batuan antar lapisan atau batuan pemisah/parting) dan umumnya tidak memerlukan pencucian.

Batubara bitumen      
: yakni batubara relatif lunak yaitu semua jenis batubara dengan peringkat antara lignit dan antrasit, mempunyai kandungan bahan karbon tinggi, zat terbang rendah antara 15% - 50% pada analisa kering bebas abu (DAF). Batubara bitumen adalah yang paling banyak dijumpai berwarna coklat tua sampai hitam, terbakar dengan nyala berasap. Nilai kalorinya diatas 6300Kkal/Kg (lembab bebas bahan mineral/moist MMF).

Batubara kasar          
: batubara penggerusan dan pencucian dengan ukuran diameter lebih dari 2mm. Pada umumnya batubara kasar adalah batubara hasil penggerusan berukuran –75mm sampai +12mm (lebih kecil dari 75mm dan lebih besar dari 12mm). Ukuran-ukuran batubara biasanya tergantung dari pasaran, mesin pencucian, jenis-jenis mesin penggerusan dan penyaringan atau gabungan beberapa atau semua faktor tersebut.

Batubara keras            
: nama lain untuk antrasit. Dapat pula berarti batubara jenis apa saja yang mempunyai nilai kalori lebih besar dari 5700 Kkal/Kg.

Batubara kotor           
: batubara yang dikotori oleh batuan/tanah dari sekelilingnya pada waktu penambangan atau oleh batuan diantara lapisan batubara ( parting).

Batubara medium      
: batubara berukuran sedang hasil penggerusan dan pencucian, umumnya batubara medium adalah batubara berukuran sedang dengan diameter lebih besar dari 0.5mm tetapi lebih kecil dari 12mm.

Batubara peringkat tinggi     
: batubara yang mengandung kurang dari 4% kelembaban (kadar air) pada basis dikeringkan dalam udara bebas (ADB) atau yang mengandung 84% karbon (DAF) selebihnya disebut batubara peringkat rendah.

Batubara premium    
: jenis batubara bitumen yang diperkenalkan dan dipasarkan terutama ke mancanegara oleh tambang batubara kideco jaya agung (perusahaan Korea Selatan, kontraktor pemerintah) yang juga disebut batubara pasir premium mengambil nama daerah tempat perusahaan tersebut beroperasi di Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur dan batubara yang dimaksud berkadar belerang 0.1% - 0.2%, abu 2% - 3% (sangat rendah nilai kalori sedang (5200 Kkal – 5800Kkal,ARB) dan kelembaban total 21% - 26% (ARB).

Batubara ROM           
: batubara run of mine yaitu, batubara hasil penambangan yang belum mengalami proses lebih lanjut (tetapi mungkin sudah bersih dan hanya perlu digerus dan disaring).

Batubara tulang         
: batubara berkadar abu tinggi, keras dan padat atau batubara yang sangat kotor dengan kadar abu dan mineral terlalu tinggi sehingga tidak bernilai ekonomi. Presentase abunya biasanya lebih tinggi dari 25%. Batubara tulang berwarna suram, lebih berat dan lebih tipis dari batubara berkualitas baik. Adakalanya bahan pemisah/pengotor berupa lapisan tipis ditengah lapisan batubara (yang sama sekali tidak mengandung batubara) disebut batubara tulang. Istilah ini belum begitu dikenal di Indonesia. (dalam bahasa inggris disebut bone coal atau stony coal).

BCM   
: singkatan dari Bank Cubic Metre; meter kubik ditempat meter kubik padat. Besaran yang paling sering digunakan untuk isi batuan/tanah penutup batubara baik sebelum digali maupun yang telah digali.

BCURA formula          
: singkatan dari British Coal Utilization Research Association formula yaitu rumus untuk menghitung bahan mineral dalam batubara: MM (mineral matter,%) = 1.1A (Ash) + 0.053S (sulfur) + 0.74 CO2 – 0.36.

Bed     
: pelapisan atau lapisan batubara yang merupakan endapan yang besar yang terdapat pada formasi geologi. Bed juga berarti lapisan batubara yang biasanya berkualitas rendah atau batubara kotor yang sengaja dihamparkan dan dipadatkan dipermukaan (tanah yang diperkeras atau lapisan kerikil padat) sebagai alas batubara bersih. Istilah Bed juga berarti lapisan batubara sebagai bahan bakar pada sistem pembakaran fluidized bed.

Bedding          
: sama dengan bed (lihat bed) atau kegiatan pembuatan bed. Tetapi dapat pula berarti penyimpanan atau pencampuran jenis-jenis batubara atau bahan galian lainnya dalam bentuk pelapisan-pelapisan tipis untuk memperoleh kualitasyang seragam nantinya padas saat diambil untuk dijual.

Beds moisture            
: Kadar air ( kelembaban ) tertambat dalam prosentase air atau kelembaban batubara pada lapisan atau pada conto sebelum lapisan ditambang

Bed sample    
: Conto dari lapisan batubara yang diambil dengan conto parit ( channel sample ) tegak lurus arah perlapisan batubara

Belerang        
: Unsur atau senyawa belerang yang terdapat dalam batubara berbentuk pirit atau markasit, belerang organik dan belerang sulfat. Pirit dan belerang organik merupakan sumber dominan dalam bentuk batubara belerang adalah bahan yang merugikan ( pengotor ) dalam batubara karena pada pembakaran batubara menimbulkan gas belerang menimbulkan gas belerang yang beracun walaupaun belerang sebenarnya menambah nilai kalori karena sifatnya yang mudah terbakar

Belerang Organik      
: senyawa belerang organis yang rumit dalam batubara. Bersama dengan belerang anorganik yakni belerang-pirit dan markasit kedua jenis ini merupakan sumber utama belerang dalam batubara.

Belerang sulfat          
: senyawa yang terbentuk sebagai kalsium sulfat (CaSO4) dalam batubara  dan merupakan sumber belerang yang tidak dominan.

Belt-meter     
: sering disebut belt-weightometer yaitu alat yang dipasang dibawah ban berjalan untuk mengukur berat muatan, misalnya berat batubara yang keluar dari mesin pencucian atau batubara yang dicurahkan ke kapal dan sebagainya. Alat elektronik ini bekerja berdasarkan tekanan ban pada alat penginderanya.

Bench
: teras penggalian atau jenjang pada tambang batubara terbuka atau tambang lainnya ataupun pada pekerjaan pemindahan tanah. Dapat pula berarti bagian-bagian lapisan batubara yang dipisahkan oleh lapisan pengotor, misalnya lapisan serpih atau bagia-bagian dari lapisan batubara yang sudah terkupas, terbagi-bagi karena proses penambahannya.

Bench sample            
: dapat diterjemahkan sebagai conto teras atau jenjang yang berarti conto yang diambil dari bagian dan atau lapisan batubara yang terpisah dari bagian-bagian endapan batubara lainnya oleh pelapisan batuan yang tipis (parting).

BENDS :          
: singkatan dari both ends, yaitu istilah perkapalan dimana cara dan alat pemuatan serta pembongkaran muatan kapal sama, terdapat dibagian depan dan belakang tempat kargo kapal.

Berm  
: semacam tanggul atau dinding teras yang terbentuk secara alami. Lereng yang sengaja dibuat untuk penahan longsor pada tambang terbuka atau pada penggalian lainnya. Istilah berm sering pula disamakan dengan teras atau landaian yang dibuat untuk jalan angkut pada tambang terbuka. Berm dapat juga berarti lapisan tipis batubara yang ditinggalkan sementara untuk dipakai sebagai landasan kerja untuk pengupasan lapisan penutup disebelahnya.

Bitumen         
: nama umum untuk berbagai hidrokarbon padat dan setengah padat seperti batubara, serpih, minyak, jenis-jenis aspal alam dan sebagainya.
               
BL       
: sering ditulis B/L, singkatan dari bill of loading,yaitu dokumen yang menerangkan jumlah dan jenis muatan kapal, pemilik muatan serta syarat-syarat pengapalan.

Blending         
: pencampuran jumlah-jumlah tertentu, kualitas, ukuran atau kombinasinya dengan cara yang teratur baik ditambang, pada penumpukan atau proses penggerusan maupun dipelabuhan guna mendapatkan kualitas atau spesifikasi batubara sesuai dengan permintaan pasar.

Blend pile sample      
: conto yang diambil ditempat penumpukan pemakai batubara (seperti PLTU dan pabtik baja).

Blocky
: struktur batubara dengan pertumbuhan belahan normal; belahan yang disertai dengan lapisan mendatar menyebabkan batubara terpecah secara alami menjadi bongkah-bongkah persegi panjang.

Blok    
: bagian dari tambang atau bagian dari suatu daerah perpetaan atau cadangan. Istilah blok sering juga disamakan panel batubara yang akan atau yang sudah ditambang.

BOE    
: singkatan dari barrel of oil equivalent. 1 BOE setara dengan 0.2004 ton batubara (lihat TCE/ton of coal equivalent).

Bola belerang
: bahan pengotor bersifat pirit dalam batubara dalam bentuk boal-bola atau berbentuk tidak beraturan. Bahan pirit ini dijumpai dalam ukuran kecil tetapi ada kalanya berukuran sangat besar atau berupa pelapisan dalam batubara.

Bonus
: tambahan nilai bataubara karena kualitasnya lebih baik dari standar penjualan, misalnya nilai kalori yang lebih tinggi atau kadar debu, kadar air lebih rendah dan sebagainya.

Bony   
: batubara tulang, yakni batubara yang mengandung serpih sehingga menjadikan batubara keras seperti tulang.

Bore   
: pemboran batubara dengan jenis bor berbentuk spiral lebar yang sebut auger. Sering disamakan artinya dengan augering, yakni salah satu metoda penambangan terbuka tetapi sangat jarang (augering).

Box cut           
: teknik penambangan dalam metoda tambang terbuka dengan cara membuka lapisan batubara dengan menggali tanah penutup pertama berbentuk trapesium terbalik kemudian penggalian kedua, tanah galian dibuang ke galian lubang.

BQ      
: simbol ukuran conto inti dan lubang bor yakni 36.4 mm dan 59.9 mm masing-masing untuk garis tengah conto inti dan garis tengah bor.

Briket
: keping-keping batubara yang dihasilkan dengan pencetakan batubara halus atau debu batubara dengan bahan pengikat tertentu (misalnya perekat sintetis atau gula tebu dengan pengolahan khusus). Ukuran bentuk briket bermacam-macam dengan diameter 2 cm – 3 cm.

BTU    
: British Thermal Unit yakni jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu pon air 1 derajat fahrenheit (1ºF) untuk berat jenis maksimum (=1) yakni pada 39.1ºF (sama dengan 251.995 gram kalori atau 1054.35 joules atau 0.25199 kilo kalori).

BTX     
: singkatan dari benzene, toluene and xilene yakni tiga jenis distilataromatik hasil proses pirolisis batubara dalam tekanan hidrogen tinggi.

Bubuk arang   
: debu batubara yang berasal dari penghancuran oleh alat-alat mekanis, peledakan dan pengangkutan. Bahan sering terdapat di tempat kerja atau di jalan-jalan lubang tambang bawah tanah yang perlu diamankan karena dapat meledak.

Bucket Wheel exavator         
: sering disingkat dengan BWE yakni alat gali kontinyu yang prinsipnya terdiri dari mesin penggerak, boom penahan ban kerja pengangkut material galian, rangkaian ember-ember pada tromol beputar  dan ban beserta boom untuk membuang material ke arah belakang. Alat ini pada mulanya dirancang utnuk penambangan besar-besaran atas endapan batubara coklat di Jerman . Saat ini BWE berkapasitas besar dioperasikan di Tambang Batubara Bukit Asam sedangkan yang berkapisitas kecil sering digunakan sebagai alat pengeruk tumpukan batubara sekaligus alat pemuat batubara kedalam tongkang atau kapal.

Bulldozer        
: alat pemindah tanah mekanis yang mempunyai pisau (pelat besar) didepan untk memotong  dan mendorong tanah  atau batuan dengan tenaga yang besar (dari mesin diesel).

Bulk sample   
: conto meruah, yakni conto dalam jumlah besar yang diambil secara sistematik dalam interval tertentu. Untuk batubara, bulk sample pada awalnya adalah conto sebanyak satu lori (gerobak) pada interval tertentu sepanjang lapisan batubara untuk analisa ukuran dan kotoran (abu). Tetapi pengertian ini semakin meluas. Tambang-tambang batubara di Indonesia dapat mengambil lebih dari 100000 ton batubara sebagai conto meruah terutama untuk uji bakar pada PLTU, termasuk uji penambangan, uji pengangkutan, uji pengapalan dan uji pemasaran. Conto meruah ini sering disebut produksi awal atau produksi permulaan (initial production) yang bebas bagi hasil.

Burnt  
: batuan terbakar yang berarti serpih atau lempung yang menempel ketat pada batubara dan sangat sulit untuk disingkirkan.
C
C         
: simbol kimia dari unsur karbon. Juga merupakan salah satu jenis batubara kokas yang kompak tapi rapuh dan ukurannya tetap pada tes karbonasi menurut Gray-King.

Cabin  
: kabin yaitu ruangan operator dan tempat pengendalian alat-alat berat.

Cadangan       
:bagian dari sumber yang diketahui adanya dan mungkin dapat ditambang secara ekonomis.
                                                           
Cadangan batubara ekonomis
: cadangan-cadangan lapisan batubara yang diyakini dapat ditambang dari penilaian ketebalan dan kedalamannya. Umumnya kedalaman lapisan tersebut adalah sekitar 1300 m dan tergantung kualitasnya.

Cadangan-cadangan  
: sumber-sumber mineral atau lapisan yang mengandung bahan bakar yang dapat ditambang secara ekonomis sesuai tingkat teknologi, pada saat itu. Dapat juga berarti terbatas pada cadangan-cadangan batubara yang asli atau yang telah diselidiki dan dipandang secara teknologi, ekonomis, hukum serta lingkungan layak ditambang. Cadangan-cadangan (reserves) hanya merupakan batubara yang dapat ditambang.(jadi penyebutan cadangan-cadangan yang layak digali adalah istilah yang berlebihan/redundant).

Cairan pemboran       
: air atau campuran air dengan lumpur yang dipompakan kedalam lubang bor yang berguna untuk mendinginkan mata bor dan menyingkirkan hancuran batu dari sekitar bor.

Canopy           
: penutup atas (payung) dari kabin atau tempat kerja operator alat-alat berat yang pada umumnya tahan beban berat atau jatuhan batuan. Kanopi adalah istilah yang dipakai untuk atap (alat penahan) alat penyangga hidrolik untuk operasi lubang muka mekanis penuh dalam tambang dalam batubara. Rangkaian daun-daun dari pohon-pohon hutan juga disebut kanopi.

Capesise         
: istilah ukuran kapal pengangkutan batubara dan material lain berukuran sekitar 100.000 – 200.000 DWT. Disebut demikian karena kapal tersebut terlalu besar melewati terusan Panama sehingga harus melalui Cape of Good Hope (semenanjung Harapan dari Lautan Pasifik ke Lautan Atlantic dan sebaliknya).

Carbonaceous            
: batuan karbonan yakni batuan yang kaya karbon. Serupa pengertiannya dengan batubaraan (coaly).

Carbon-enriched solid
: padatan diperkaya karbon yakni hasil pemanasan batubara sampai beberapa ratus derajat celcius biasanya antara 300º - 900º C. (proses karbonasi) dalam bejana bebas oksigen. Kokas dan chart termasuk padatan tersebut.

CBM   
: singkatan dari coal-bed methane yaitu gas metan yang terbentuk dan terperangkap dalam lapisan batubara. Gas ini dapat disedot dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar. CBM biasanya ditemukan didalam lapisan-lapisan batubara yang sangat dalam tetapi gas yang terdapat pada kedalaman kurang dari sekitar 760 meter dianggap ekonomis untuk dimanfaatkan.

CCS     
: singkatan dari carbon dioxide capture and sequestration yakni teknologi untuk menangkap dan mengisolasi gas CO2 yang ditujukan untuk menurunkan secara drastis emisi gas tersebut yang timbul dari pembakaran batubara. CCS yang sering disebut CCS merupakan salah satu teknologi batubara bersih.

CCT     
: singkatan dari clean coal technology atau cleaner coal tecnologies yaitu teknologi batubara bersih ( lihat clean coal technology ).

CF       
: singkatan dari cost and freight, istilah harga batubara atau kargo lainnya termasuk biaya angkutan/pengapalan. CF sering ditulis dengan C/F atau C#F.

Cekungan       
: suatu daerah luas yang secara geologi sejarah diyakini telah mengalami penurunan berbentuk hampir cekung dan terdiri dari pelapisan sedimen tebal. Dapat dikatakan pula sebagai wilayah yang turun/tertekan (depresi) dalam areal yang sangat luas, mungkin merupakan akibat erosi khususnya untuk cekungan batubara, sama dengan formasi geologi, cekungan batubara umumnya diberi nama.

Cekungan batubara   
: penekanan atau penurunan yang dialami oleh formasi batuan yang lebih tua yang telah mengandung endapan batubara. dapat pula diartikan sebagai lapangan endapan batubara berbentuk cekungan. Cekungan batubara besar dapat mengandung satu atau lebih lapangan-lapangan batubara dan penyebarannya bisa mencapai ribuan kilometer persegi.

Channel sample         
: conto yang diambil dari lapisan batubara dengan membuat torehan memanjang menurut ketebalan batubara atau endapan bahan galian lainnya. Conto ini biasanya diambil sekitar singkapan. Sebelum melakukan pencontoan sumuran atau parit memanjang dibuat untuk membuka satu sisi batubara yang segar.

Char   
: residu karbonan yang padat yang tersisa dari hasil pembakaran tidak sempurna dari bahan organik. Char dapat dibakar (sebagai bahan bakar) dan diproses untuk menghasilkan bahan karbon yang segar.

CHB    
: singkatan dari constant humidity basis, istilah yang menyatakan basis analisa kualitas batubara di laboratorium dalam keadaan kadar kelengasan ( kelembaban ) tetap.

Chip sample   
: conto kepingan, yakni conto-conto batubara yang diambil secara teratur dengan memahat atau memalu kepingan batubara atau kepingan batubara atau batuan ataupun bahan galian lainnya. Pengambilan conto dapat mengikuti pelapisan batubara atau pada titik-titik dengan jarak yang sama.

CIF      
: singkatan dari carriage, insurance and freight, istilah kontrak jual beli batubara    atau kargo lainnya dimana penjual menyerahkan kargo ketempat yang tentukan oleh pembeli atas biaya pembeli termasuk asuransi.

Circular coal   
: batubara dengan struktur cakram berbentuk cakram berbentuk bulat atau lonjong sejajar atau tegak.

Clean-coal technology           
: technologist penanganan batubara secara lebih efisien dan biaya optimal serta ramah lingkungan (teknologi batubara bersih). Istilah ini disebut juga dengan cleaner coal technologi atau cleaner coal tecnologies.

Clearing          
: pembersihan permukaan tanah dengan cara membuang tumbuhan atau bangunan-bangunan sebagai langkah permulaan sebelum pengupasan lapisan penutup batubara atau bahan galian lain.

Clearing and grubbing           
: pembuangan tumbuhan, pepohonan dan sisa-sisa tebangan pohon sebelum penggalian/pengupasanlapisan tanah untuk pembuatan jalan, penambangan atau pendirian fasilitas-fasilitas penambangan.

Cleat   
: kekar yakni retakan atau rangkaian hasil gerakan yang merupakan garis atau sisi pemecahan batubara akibat oksidasi atau pelapukan. Biasanya dimanfaatkan menentukan arah penambangan batubara sehingga mudah pemecahannya atau penggaliannya langsung oleh alat muat.

Cleating          
: istilah lain untuk keadaan berkekar yakni keadaan batubara yang retak-retak atau terlihat adanya garis belahan-belahan yang belum lepas.

COA    
: singkatan dari contrac of affreightment yakni kontrak pengapalan untuk lebih dari sekali pelayaran.

Coalified         
: sisa-sisa tumbuhan pembentuk bahan-bahan batubara dan lapisan-lapisan berbeda yang telah menjadi batubara, bahan-bahan tersebut berasal dari bermacam bagian tumbuh- tumbuhan yang telah ada pada waktu pembentukan gambut. Setelah proses pembentukan batubara selesai ( coalified ) bahan-bahan itu kemudian dikenal dengan nama maceral.

Coal industry              
: istilah umum untuk segala kegiatan yang berkenaan dengan batubara mulai dari penyelidikan (eksplorasi), penambangan, pengolahan, pengangkutan, pemasaran dan pemanfaatan.

Coaling           
: kegiatan pengambilan batubara ( setelah lapisan penutup dibuang ) termasuk pemboran, peledakan, pemuatan,pengangkutan dari tambang ketempat penumpukan atau pengolahan.

Coaling station           
: stasiun atau depot pengisian bqatubara khususnya kereta api uap. Sekarang coaling station hanya ada ditaman hiburan atau museum.

Coal inspector            
: inspektur batubara yaitu inspektur yang tugasnya melakukan pengawasan atas pematuhan perundang-undangan khusus pada tambang batubara, termasuk tindakan-tindakan dan keadaan-keadaan tidak aman. Petugas khusus ini belum dikenal di Indonesia, tetapi tugas-tugas inspeksi dilaksanakan oleh pelaksana inspeksi tambang ( umum ) dan pembantu pelaksanaan inspeksi tambang ( umum ). Tambang umum adalah tambang non minyak dan gas bumi.

Coal isopach   
: isopach batubara yakni garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketebalan lapisan batubara yang sama.

Coal lost         
: sebagian kecil batubara yang terbang dalam proses pecucian batubara.

Coal measures           
: pelapisan batubara yang luas yang mengandung satu atau lebih lapisan batubara. Dapat pula berarti suatu kelompok lapisan-lapisan batubara atau serangkaian pelapisan berbagai jenis-jenis batuan sedimen dengan ketebalan sampai beberapa ribu meter dan diantara pelapisan batuan-batuan tersebut terdapat satu atau lebih lapisan batubara.

Coal ply          
: bagian dari lapisan batubara yang terpisah dengan bagian lainnya diatas atau dibawahnya karena adanya lapisan batuan ( parting atau band ).

Coal seat        
: lempung dibawah lapisan batubara; juga berarti lapisan tanah yang mengandung banyak sekali akar-akar tumbuhan terdapat dibawah lapisan batubara.

Coal series      
: seri-seri batubara yakni urutan dari beberapa tahapan proses pembentukan batubara dengan peringkatyang semakin tinggi akibat naiknya metamorfosa. Juga dapat berarti urutan terjadinya batubara mulai dari gambut ( yang bukan batubara ) menjadi lignit, batubara bitumen, antrasit dan grafit ( yang bukan batubara tetapi karbon murni ).

Coal smut       
: lapisan batubara yang remuk akibat pelapukan dan oksidasi karena muncul dekat permukaan, jadi sama dengan coal blossom dan singkapan batubara.

Coaly shale     
: batubara kotor dengan kandungan abu lebih dari 40% - 50% terutama dengan pengotor serpih sehingga sebenarnya merupakan serpih yang mengandung batubara (serpih arangan). Coaly shale sama dengan carbonaceous shale (serpih karbonan).

Columnar coal           
: batubara yang mempunyai pecahan atau (hancuran) berbentuk kolom-kolom yang biasanya akibat metamorfosa, disebabkan adanya intrusi batuan beku.

COM   
: singkatan dari Coal Oil Mixture, yakni campuran antara batubara yang di gerus halus dengan minyak dengan komposisi campuran tertentu membentuk bahan bakar “ buatan “ yang stabil dandigunakan sebagai pengganti minyak.

Combustibility            
: ukuran atau penilaian kecepatan pembakaranbatubara dengan cara dan syarat-syarat tertentu.

Common banded coal            
: jenis-jenis yang lazim dari batubara bitumen atau setengah bitumen (sub-bituminous). Terdiri dari urutan pelapisan yang tidak teratur dan saling bergantian dari bahan homogen berwarna hitam sangat mengkilap, bahan abu-abu hitam kurang mengkilap (kilap sutera) dan lapisan-lapisan (berbentuk lensa) tipis mineral charcoal yang lunak berbutir seperti tepung dan berserat.

Compressions             
: fosil-fosil tumbuhan berbentuk film (lapisan sangat tipis) karbon dalam batuan-batuan, sering mengawetkan bahan-bahan secara sangat rinci seperti rambut-rambut daun, urat/tulang daun dan bahkan stomata dedaunan.

Continuity       
: “kontinyuitas”, (keseimbangan), yaitu istilah yang digunakan untuk menunjukkan penyebaran batubara yang konsisten sepanjang jarak yang jauh.

Continous miners       
: mesin-mesin pemotong batubara modern khususnya untuk tambang batubara dalam dengan sistem room and pillar,mesin ini mampu memotong batubara dengan cepat dan terus menerus tanpa tanpa menggunakan bahan peledak. Kepala pemotong mesin bermacam-macam di sesuaikan dengan arah, tebal, kekerasan dan tingkat produksi yang diinginkan (ripper head, boring head and auger head).

Continous mining       
: penambangan kontinyu dengan menggunakan mesin pemotong batubara modern (continous miner) yang dilengkapi dengan tangan-tangan pengumpul dan ban rantai yang mengangkut batubara dan menumpahkan muatannya ke dalam gerobak shuttle (shuttle car) atau keatas ban berjalan untuk selanjutnya dibawa kepermukaan.

Continous sampling    
: percontoan kontinyu (berkesinambungan), yaitu pengambilan conto dari setiap titk-titik yang berurutan dan pada jarak yang sama sepanjang jalur pengolahan dan pemuatan batubara kedalam gerbong atau keatas kapal.

Conto batubara dibersihkan 
: conto batubara yang diambil dari batu bara yang telah dibersihkan dengan prosedur yang baku.

Conto inti       
: conto batubara yang diperoleh pada pemboran dalam dan diangkat kepermukaan dengan tabung conto (core barrel).

Conto meruah            
: sama dengan bulk sample (lihat bulk sample).

Conto penggerus        
: conto pecahan atau conto dari hasil penggerusan yang biasanya diambil sebelum batubara dicuci (breaker sample/crusher sample).

Contour bench            
: teras atau jenjang penggalian dalam sistem tambang batubara terbuka (atau tambang bahan galian lainnya) yang memanjang dan relatif datar.

Core    
: sepotong batuan atau formasi bawah tanah berbentuk bulat (seperti lemang) yang dipotong dan diangkat kepermukaan dengan alat bor putar yang dilengkapi dengan stang (batang) bor pipa dan dan tabung penangkap core. Conto core biasanya berdiameter sekitar 2.5  - 10 cm dengan panjang sampai beberapa meter untuk penyelidikan geologi dan analisis di laboratorium.  

Core barrel     
: tabung conto inti/core yang dimasukkan kedalam bor untuk menangkap dan menyimpan core selama pengeboran. Tabung dilengkapi dengan alat penahan danpenjepit mencegah jatuhnya core.

Core bit          
: mata bor untuk memotong batuan yang akan masuk ke dalam tabung conto inti dalam batang (stang) bor.

Core drill        
: mesin bor putar, biasanya dengan mata bor intan dan dilengkapi dengan tabung conto. Mesin bor modern dapat membor sampai kedalaman beberapa kilo meter.

Core hole        
: lubang bor untuk pengambilan conto inti batubara.

Core record    
: catatan/keterangan berisi kedalaman, sifat, litologi, porositas, permeabilitas dan kandungan cairan dari conto (core) inti pemboran.

Core recovery            
: perolehan conto inti (core) dari pemboran yang biasanya dinyatakan dalam perbandingan presentasi panjang conto yang dapat ditangkap/dibawa kepermukaan oleh tabung conto dengan panjang kolom yang di bor.

Crop    
: muncul dipermukaan tanah. Disebut juga dengan penyingkapan.

Crop coal        
: batubara pada singkapan atau sepanjang garis singkapan. Dapat juga berarti bagian lapisan batubara yang dekat kepermukaan dan umumnya telah mengalami pelapukan sehingga sering tidak dimasukkan dalam perhitungan cadangan (disingkirkan dalam pertambangan karena kotor, nilai kalorinya rendah dan kadar kelembaban tinggi).

Crop line         
: garis singkapan yang berarti garis khayal yang dibuat dari lapisan batubara yang memotong permukaan.

Crop out         
: tersembul dan tersingkap kepermukaan atau yang akan disingkapkan dipermukaan dengan sedikit penggalian.

Crosscut          
: lubang atau terowongan tambang bawah tanah yang merupakan cabang tegak lurus (atau hampir tegak lurus) terhadap lubang atau terowongan utama. Dapat juga berarti lubang penggalianyang menghubungkan dua lubang sejajar yang besar. Crosscut juga merupakan lubang peranginan antara pilar-pilar pada sistem penambangan room and pillar.

CSN     
: singkatan dari crucible swelling number, yaitu angka atau nilai pemuaian batubara yang merupakan salah satu ukuran untuk menentukan baik buruknya batubara bila akan diolah menjadi kokas. CSN ditentukan dengan memanaskan batubara yang telah digerus dan dicetak berbentuk “ kancing kemeja” sampai 800ºC di dalam cawan selama waktu tertentu. Setelah zat terbang habis “kancing” kokas yang lebih kecil dari ukuran semula tetap berada dalam cawan. Penampang sisa kokas dibandingkan dengan penampang baku bernomor 1-10. Bila pemuaian kokas mengakibatkan ia sama dengan ukuran panjang nomor 0-2 (jadi CSN-nya 0-2) batubara tersebut bukan batubara kokas yang baik (pori-porinya terlalu rendah). Bila CSN-nya 8-10 berarti tingkat pemuaiannya terlalu tinggi berarti bila dijadikan kokas terlalu berpori-pori besar sangat rapuh. Batubara dengan nomor CSN 4-6 adalah ideal untuk diproses menjadi kokas (batubara ini akan menjadi kokas yang cukup berpori dan kuat menahan beban). CSN sama dengan free swelling index (FSI).
    
Cut      
: pemotongan atau penggalian berbentuk liner (kearah mendatar) untuk mengupas lapisan penutup batubara dalam tambang terbuka. Dapat juga berarti penggalian/pemotongan batabara secara mendatar.

Cut and fill     
: suatu cara penggalian (gali dan urug) tambang terbuka atau tambang dalam ataupun penggalian pembuatan jalan, fondasi dan pekerjaan sipil lainnya dengan memotong bagian tanah/batuan dan menimbun/mengurug bekas galian atau bagian tanah yang rendah/berlembah didekatnya. Khusus untuk tambang dalam sistem cut and fill biasanya yang dipotong adalah bahan galian/mineral-mineral berharga dan bekas pemotongan diisi dengan tanah atau batuan atau lumpur permukaan untuk mencegah ambruknya atap atau dinding penggalian.
          
Cutout             
: masa serpih, batu lanau atau batu pasir yang mengisi channel erosi masuk kedalam lapisan batubara.

Cutting            
: penggalian atau penurunan tingkat/mutu.

Cutting sample           
: conto hancuran hasil pemboran terangkat keatas akibat tekanan udara atau aliran air kepermukaan dari lubang bor.

CWM  

: singkatan dari coal water mixture, yaitu campuran batubara halus dengan air untuk membentuk campuran yang stabil sebagai bahan bakar cair “buatan” (setengah air) dengan perbandingan tertentu misalnya 40% air 60% batubara. Efisiensi pembakaran CWM dipeoleh dengan menggunakan peralatan pembakaran bahan bakar cair konvensional dan hanya memerlukan sangat sedikit batubara yang terpakai untuk penguapan air dalam campuran.